Home » » Metode Pembelajaran Time Token

Metode Pembelajaran Time Token



BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan semakin pesat perkembangannya, ini membuat seorang pendidik dituntut harus lebih kreatif dan inovatif lagi menggunakan model-model pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Menjadi seorang pengajar memang tidak semudah membalikan telapak tangan karena banyak hal yang akan kita temui di lapangan diantanya hambatan-hambatan yang terjadi pada saat mengajar. Misalnya saja  siswa sudah mengangap bahwa mata pelajaran yang akan kita sampaikan itu adalah mata pelajaran yang rumit, seperti pelajaran  matematika yang biasanya tidak disukai sebagian besar siswa, mengapa demikian? Mungkin salah satu alasannya ada pada sistem pengajaran gurunya, sering kali guru mengajar matematika hanya sekedar menjelaskan materi, memberikan latihan untuk siswa, namun dia kerjakan sendiri, dan seterusnya.
Model pembelajaran yang monoton seperti ini, biasanya membuat siswa malas belajar, mendengarkan guru dengan fikiran yang tidak fokus, mengantuk, mengobrol dan bercanda dengan teman nya dan  lain-lain. Dengan sudah adanya pendapat bahwa mata pelajaran itu sulit, biasanya siswa akan semakin sulit untuk memahami. Disinilah seorang pengajar dituntut untuk bisa menghilangkan pendapat bahwa matematika itu sulit, kesulitan matematika ini biasanya disebabkan karena tidak memperhatikannya siswa pada materi sebelumnya yang disampaikan guru, karena dalam matematika ketika satu kali saja tidak memperhatikan dan akhirnya tidak mengerti pada materi-materi selanjutnya pun akan sulit dia memahami, kecuali bagi siswa yang mempunyai kelebihan tertentu.
Oleh sebab itu dengan adanya model-model pembelajaran yang semakin banyak jenisnya, seorang guru diharapkan bisa mengajar dengan sekreatif mungkin, agar siswa tidak merasa jenuh dan malas di kelas, jadikan suasana kelas semenarik mungkin setiap pertemuannya. Model pembelajaran time token mungkin bisa jadi alternatif guru untuk menyampaikan materi ajarnya, dimana model pembelajaran time token ini merupakan model pembelejaran kooperatif yang dikembangkan dengan cara menambahkan kupon bicara pada saat pembelajarannya yang diharapkan bisa memotivasi siswa untuk belajar.
















BAB II
PEMBAHASAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA PELAJARAN MATEMATIKA
A.    Pengertian Model Pembelajaran Time Token
Sebelum kita membahas mengenai apa itu dan seperti apa itu model pembelajaran  time token  kita bahas terlebih dahulu apa itu model pembelajaran. Model pembelajaran adalah sebuah sistem proses pembelajaran yang utuh, mulai dari awal hingga akhir. Model pembelajaran melingkupi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran , metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. (Munif Chatib, 2012: 128) sehingga dapat kita ketahui bahwasannya model pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang akan kita lakukan untuk mengajar.
Model pembelajaran sudah sangat berkembang dewasa ini berbagai model pembelajaran  baru  telah banyak muncul, dan model pembelajaran yang akan di bahas ini juga dikembangkan dari model pembelajaran cooperative karena model pembelajaran ini termasuk pada model pembelajaran cooperative. Seperti yang kita ketahui model pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik(academik skill), sekaligus keterampilan sosial( sosial skill) termasuk interpersonal skill.(Yatim Riyanto,2010:267) dimana model pembelajaran ini biasanya memiliki ciri yaitu membagi siswa kedalam beberapa bagian(kelompok belajar) dan dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Pengertian model pembelajaran time token itu sendiri adalah Salah satu pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan
perolehan hasil akademik adalah pembelajaran kooperati time token. Tipe
pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif untuk mengajarakan
keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari siswa mendominasi
atau siswa diam sama sekali dan menghendaki siswa saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada
individu.
Time Token merupakan tipe dari pendekatan structural dari beberapa
model pembelajaran kooperatif, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tecakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162650-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-time/#ixzz2EYVT2KGb)
Pengembangan-pengembangan model pembelajaran memang perlu di lakukan oleh seorang pengajar guna mencapai tujuan pendidikan dan menghasilkan anak didik yang berkualitas karena pengembangan-pengembangan  model pembelajaran itu sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa, pengembangan ini perlu dilakukan terutama pada pelajaran –pelajaran yang seringkali di anggap sulit oleh siswa, seperti matematika, karena mungkin saja siswa menjadi suka/tertarik pada matematika itu karena pengajaran gurunya yang menarik, misalnya ia selalu menggunakan alat peraga, permainan, teka-teki, kegiatan lapangan, kegiatan laboratorium, dan lain-lain. Dan mungkin juga tertariknya kepada matematika itu karena kebaikan pribadi guru matematika itu sendiri. (Ruseffendi,1988:233) kemungkinan-kemungkinan ini memang nyata adanya seperti pengalaman kita yang pernah menjadi seorang siswa ataupun mahasiswa pasti merasakan hal itu, bahwasannya jika guru atau dosen yang mengajar kita melakukan model pembelajaran yang tidak menarik atau bahkan monoton itu akan mempengaruhi juga pada suka dan tidak sukanya siswa pada pelajaran yang disampaikan, ini juga akan mempengaruhi pada hasil belajar siswa nantinya pada saat adanya evaluasi. Dengan demikian, biasanya siswa malah asik mengobrol dengan temannya dibandingkan memperhatikan gurunya yang menggunakan metode mengajar yang tidak sesuai atau tidak menarik bahkan seringkali ada identitas guru paforit dan guru yang menyebalkan karena penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru ataupun karna sifat guru itu sendiri.
Time token pada dasarnya  merupakan  sebuah  varian diskusi  kelompok dimana ciri khasnya adalah setiap siswa diberi kupon bicara ±10 atau 15 detik waktu berbicara. Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbica lagi. Sudah barang tentu, ini menghendaki agar siswa yang masih pegang kupon untuk ikut berbicara dalam diskusi itu. Cara ini menjamin keterlibatan semua siswa. Cara ini juga merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Time token adalah suatu model pegajaran guru dengan menggunakan pembelajaran kooperatif yang secara tekniknya dapat membantu siswanya belajar di setiap mata pelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu belajar satu sama lainya dengan beranggotakan 2-6 siswa atau lebih dengan memberikan kupon bicara pada siswa di masing-masing kelompok, patokan bicara disini adalah bicara sesuai dengan materi yang dibahas atau mempresentasikan materi, bukan bicara yang asal-asalan yang tidak ada hubungannya dengan materi. Kemudian secara acak guru menunjuk salah satu dari kelompok untuk menjawab pertanyaan atau mempresentasikan di depan kelas, dengan menggunakan kupon bicara tersebut.
Arends (2008:29) Tujuan dalam pembelajaran kooperatif time token menumbuhkan keterampilan berpartisipasi. Sementara sebagian siswa mendominasi kelompok, sebagian lainnya mungkin justru tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi. Kadang- kadang siswa menghindari kerja kelompok karena pemalu. Sering kali siswa- siswa pemalu sangat cerdas, dan mereka mungkin bekerja dengan baik sendirian atau dengan seorang teman. Akan tetapi, mereka sangat sulit untuk berpartisipasi dalam kelompok. Siswa yang ditolak mungkin juga memiliki kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Di samping itu, ada juga anak- anak normal yang entah apapun alasannya, memilih untuk bekerja sendiri dan menolak untuk berpartisipasi dalam kelompok kooperatif.
Memastikan bahwa siswa- siswa pemalu atau ditolak ikut masuk ke dalam kelompok bersama siswa- siswa yang memiliki keterampilan sosial yang baik adalah salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk melibatkan mereka. Menstrukturisasikan interdependensi tugas, yang dideskripsikan sebelumnya, adalah cara lain untuk mengurangi kemungkinan siswa yang ingin bekerja sendiri. Menggunakan lembar perencanaan yang mendaftar berbbagai tugas kelompok lengkap dengan nama siswa-siswa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas- tugas adalah  cara ketiga untuk mengajarkan dan memastikan partisipasi yang seimbang diantara anggota- anggota kelompok. Time token dan  high tap outadalah kegiatan- kegiatan khusus yang mengajarkan keterampilan berpartisipasi.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif time token adalah model pembelajaran kooperatif yang menuntut partisipasi siswa dalam kelompok untuk berbicara (mengeluarkan ide/ gagasannya) dengan diberi kupon berbicara sehingga semua siswa harus berbicara, maka dari itu siswa tidak ada yang mendominasi dalam pelaksanaan diskusi.(http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-model-pembelajaran.html)
Dengan adanya model pembelajaran ini, diharapkan siswa akan termotivasi untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan dituntut untuk ikut berbicara karena siswa yang telah berbicara/menjelaskan materi dan menyerahkan kuponnya tidak boleh bicara lagi. Ini diharapkan siswa-siswa lain yang selalu diam merasa mempunyai kesempatan untuk berbicara, tidak hanya merasa memiliki kesempatan, siswa-siswa pun diharapkan merasa bertanggung jawab dan memiliki rasa sosial yang tinggi ini karena setiap kelompok akan merasa bersaing dengan kelompok lainnya. Maka, siswa yang kurang pemahamannya pun akan di arahkan oleh teman-teman satu kelompoknya untuk memahami materi dan mendukungnya untuk berbicara dan menyampaikan pendapat.

B.     Prinsip Model Pembelajaran Time Token
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Prinsip Mengajar
Mengajar bukanlah pekerjaan atau tugas yang ringan bagi seorang guru. Agar hasil atau tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dilakukan guru baik sebelum, sedang, dan selesai melakukan kegiatan mengajar. Agar tidak sekedar mengajar di depan kelas, guru perlu menerapkan prinsip-prinsip mengajar. Ada beberapa pendapat tentang prinsip mengajar secara efektif. Tanpa mengurangi makna secara komprehensif, berikut adalah prinsip mengajar yang dapat dipedomani pengajar agar dapat mengajar dengan efektif.
1.      Perhatian. Pengajar harus dapat membangkitkan perhatian peserta belajar kepada topik dan pengalaman belajar yang sedang dipelajari.
2.       Aktivitas. Pengajar harus melibatkan peserta belajar berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.
3.      Appersepsi. Pengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta belajar.
4.      Peragaan. Pengajar hendaknya berusaha menggunakan media untuk menunjukkan benda atau hal-hal yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan dalam kelas.
5.      Repetisi. Mengingat ingatan itu tidak setia (terbatas), guru perlu mengulang penjelasannya jika diperlukan.
6.       Korelasi. Pengajar hendaknya selalu menghubungkan materi yang diajarkan dengan pelajaran lain sehingga cakrawala peserta belajar bertambah luas.
7.       Sosialisasi. Pengajar hendaknya dapat menciptakan kondisi kelas yang kondusif yang mengakibatkan terjadinya proses sosial.
8.       Individualisasi. Manusia adalah makhluk yang unik, masing-masing memiliki perbedaan kemampuan belajar. Oleh sebab itu pengajar harus bisa menghargai setiap perbedaan dan melayani secara optimal.9
9.      Sequence. Pengajar harus memikirkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang disusun secara tepat menurut waktunya (sesuai dengan urutan atau tahapan).10. Evaluasi. Pengajar harus mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta belajar dan efektifitas mengajarnya.(http://www.vilila.com/2010/03/bab-1-konsep-dasar-pembelajaran.html#ixzz2Ea3PbS83)
Prinsip dasar model pembelajaran kooperatif:
– setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
– setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
– setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
– setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
– setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
– setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif yaitu Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dengan prinsip-prinsip model pembelajaran di atas dapat disimpulkan pula prinsip-prinsip model pembelajaran time token :
-          Setiap siswa harus menanamkan dalam dirinya bahwa dia punya kesempatan untuk berbicara
-          Setiap siswa harus berani untuk menyampaikan pendapat dan berbicara di depan kelas.
-          Dan lain-lain
Pada intinya prinsip model pembelajaran time token ini sama saja dengan model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran ini termasuk pada model pembelajaran kooperatif yang menuntut adanya keaktifan dari siswa, serta menanamkan sosialisasi antar siswa agar mau bekerja sama dan bertanggung jawab, serta rasa memiliki antar anggota kelompok dengan demikian akan terjalin kerjasama antara siswa yang berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan lemah.
C.    Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Time Token
Pada dasarnya setiap model pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebiahan, tidak ada model pembelajaran yang hanya memiliki kelebihan saja dan tidak mempunyai kekurangan. Namun, meskipun adanya kekurangan dalam model pembelajaran, sebisa mungkin seorang guru harus profesional dalam menjalankan tugasnya itu. Jadi, pengajar harus memaksimalkan penggunaan model pembelajaran yang ia pilih untu mengajar, meminimalisir kekurangan itu terjadi.  Berikut ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran time token:
Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif:
Sharan mengatakan bahwa bembelajaran dengan sistem pengelompokan dapat menyebabkan berpindahnya motivasi dari tataran eksternak pada tataran internal. Dengan kata lain, pada saat siswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas, mereka akan tertarik pada materi pembelajaran tersebutkarena menyadari kepentingannya sebaga siswa terhadap materi tersebut.
Secara rinci keuntungan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah:
1.      Dapat memberikan efek yang sangat ampuh pada waktu singkat, baik dalam aspek pembelajaran, akademik, maupun aspek skill.
2.      Memberikan pendamping belajar yang menyenangkan dan bersama-sama mengembangkan skill bersosial serta ber empati terhadap orang lain.
3.      Dapat meningkatkan perasaan positif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Menurut sanjaya keunggunlan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah:
Keunggulan
1.      Siswa tidak terlalu menggantungkan kepada guru, akan tetapi akan dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri.
2.       Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan.
3.      Dapat membantu anak untuk merespon orang lain.
4.      Dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5.      Dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
6.      Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
7.      Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8.      Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.
Kelemahan
1.      Dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai.
2.      Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individual apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya
3.      Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang panjang.
Itulah kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif secara umum, sedangkan Kelebihan Model Time Token yaitu:
-          Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya.
-          Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali
-          Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
-          Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara)
-          Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
-          Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan keterbukaan terhadap kritik
-          Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain. 
-          Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
-          Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Kekurangan Model Time Token Arends
-          Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
-          Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.
-          Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
-          Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran
Pada intinya kelebihan dari model pembelajaran time token ini yaitu siswa akan lebih terdorong untuk menyampaikan apa yang ada d fikirannya karena terkadang banyak siswa yang malu menyampaikan pendapatnya, dengan adanya metode pembelajaran time token ini siswa yang tadinya tidak aktifpun di tuntut untuk ikut berbicara menyampaikan pendapatnya.
Dan kekurangannya yaitu siswa yang aktif yang mempunyai kemampuan lebih dari yang lainnya sibatasi untuk berbicara lebih banyak/lebih sering. Serta terkadang model pembelajaran seperti ini memerlukan waktu yang banyak, karena semua siswa diharapkan bisa belajar menyampaikan pendapatnya namun terkadang ini akan membuat siswa bosan.
D.    Langkah-langkah Model Pembelajaran Time Token
Model pembelajaran time token ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan menjadi lebih menarik langkah-langkah model pembelajaran kooperatif secara umum yaitu:
1.      Berikan informasi dan sampaikan tujuan serta sekenario pembelajaran.
2.      Organisasikan siswa/peserta didik dalam kelompok kooperatif.
3.      Bimbing siswa/peserta didik untuk melakukan kegiatan berkooperatf.
4.      Evaluasi.
5.      Berikan penghargaan
Itulah gambaran secara umum langkah-langkah model pembelajaran kooperatif. Sedangkan langkah-langkah dari model pembelajaran time token itu sendiri yaitu:
Model ini menggunakan kartu. Langkah-langkahnya :
1.      Semua siswa diberi “kartu bicara”.
2.      Di dalam kelompok siswa yang sudah menyampaikan pendapat harus menyerahkan satu kartunya.
3.      Demikian seterusnya sampai siswa yang sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.( (Yatim Riyanto,2010:277)
Lebih  jelasnya :

1.      Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi
2.      Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu lebih kurang 30 detik, setiap siswa di beri 3 buah kupon sesuai dengan waktu dan keadaan.
3.      Bila telah selesai berbicara, kupon yang di pegang siswa diserahkan, setiap kali bicara satu kupon.
4.      Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi, sedangkan siswa yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
5.      Dan seterusnya
adapun langkah-langkah dari sumber lainnya :
1.      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2.      Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL).
3.      Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
4.      Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.
5.      Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
6.       Demikian seterusnya.
Dari berbagai sumber, langkah-langkah model pembelajaran time token diatas itu sama saja yang mana model pembelajaran time token ini merupakan model pembelajaran cooperatif, namun dikembangkan sehingga meskipun berkelompok setiap siswa ditanamkan rasa tanggung jawab, karena dalam pembelajaran time token ini semua siswa diusahakan aktif berbicara.
Dengan adanya kartu disini diharapkan siswa merasa dia punya kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan pemahamannya mengenai materi, maupun menjawab soal yang diberiak guru. Kartu ini bisa sebagai media pembelajaran dalam model pembelajaran time token, bisa juga sebagai penghargaan, karena siswa yang telah memberikan kuponnya akan merasa senang dan merasa mampu melakukan tugas yang diberikan guru.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.(Wina Sanaya,2008:171) ini berarti media pembelajaran juga sangat penting dalam model pembelajaran, dimana seorang guru harus menyediakan berbagai media yang akan menambah motivasi dan berpengaruh pada pemahaman siswa.

E.     Aplikasi Model Pembelajaran Time Token pada Pembelajaran Matematika di Sekolah
Untuk lebih memahami seperti apa model pembelajaran time token, berikut ini akan digambarkan penerapannya pada pembelajaran matematika dengan materi persamaan linear satu variabel:
a)      Guru menyapa, mengabsen siswa, dan mengkondisikan kelas untuk menunjang proses belajar mengajar.
“ Asalamualaikum, selamat pagi anak-anak, ibu absen dulu ya, kalian silakan buka buku matematikanya buka tentang persamaan linear satu pariabel”.
b)      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (cooperative learning)
“oke sekarang kita bagi kelompok, silakan dengarkan nama-nama kalian masuk ke kelompok berapa, kelompok 1 disini, kelompok 2 disini dan kelompok 3 disini”(sambil menunjukan letak setiap kelompok)
c)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai
“ibu membagi-bagi kalian menjadi beberapa kelomok begini, bukan berarti kalian kerja berkelompok, kalian semua harus aktif bicara, ibu tidak mau ada yang tidak bicara.”
d)     Guru menyampaikan strategi pembelajaran yang akan di gunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Time Token dimana setiap siswa diberikan tiga buah kupon, dan ketika siswa mengajukan, menjawab, dan menanggapi pertanyaan siswa harus meletakkan kuponnya ketengah-tengah kelompok.
e)      Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, “rina membeli 3 buah pena dengan harga lima ribu rupiah. Ditanya berapa harga satu buah pena. Cara penyelesaiannya misalkan harga dengan x, cari berapa x yang tepat agar 3 buah pena tersebut harganya lima ribu rupiah.
f)       Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengaitkan materi yang akan di berikan dengan materi sebelumnya tentang persamaan dan kalimat terbuka.
g)      Guru menyampaikan  langkah-langkah kerja yang harus dilakukan siswa.seperti yang telah ter tera di atas, langkah-langkahnya yaitu:
-           Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu lebih kurang 30 detik,
-          setiap siswa di beri 3 buah kupon sesuai dengan waktu dan keadaan.
-          Bila telah selesai berbicara, kupon yang di pegang siswa diserahkan, setiap kali bicara satu kupon.
-          Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi, sedangkan siswa yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
Dan seterusnya
h)      Guru menanyakan apakah siswa sudah faham dengan apa yang ia sampaikan, jika belum ulangi sekali lagi langkah-langkahnya agar siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
i)        Guru menjelaskan materi persamaan linear satu variabel dengan singkat dan tidak bertele-tele.
j)        Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan tersebut  dengan waktu + 30 detik.
Misal:
·          Guru           : apa pengertian dari persamaan ?
Siswa 1       :aku tau bu (mengacungkan tangan) kalimat terbuka yang menggunakan tanda hubung sama dengan (=). 
(siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)        
Guru           : bagus, nah sekarang siapa yang bisa memberikan contohnya ?
·          Siswa 2        : saya bu “x + 8 =15” (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
·          Guru           : ya benar, sekarang siapa yang bisa menyebutkan apa pengertian dari persamaan linear ?
·          Siswa 3        : kalimat terbuka yang memiliki hubungan sama dengan (=) dan variabelnya berpangkat satu. (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
·          Guru           : bagus, siapa yang bisa memberikan contohnya?
·          Siswa 3        : x + 6 = 12 dan x + y = 15 (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
·           Guru          : benar, nah dari contoh yang ada siapa yang bisa menyebutkan mana diantara contoh itu yang merupakan persamaan linear satu variabel ?
·          Siswa 4          : x + 6 =12 (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
·          Guru           : benar, nah dari contoh persamaan tersebut pasti mempunyai penyelesaian, siapa yang bisa menyebutkan ada berapa cara yang digunakan dalam penyelesaianya ?
·          Siswa 5      : ada 4 cara buk, (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
·          Guru           : bagus, siapa yang bisa menyebutkan cara pertamanya?
·          Siswa 6       : dengan cara substitusi buk (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
·          Guru           : bagus, siapa yang bisa menyebutkan cara yang lain?
·          Siswa 7       : dengan menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama buk (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
·          Guru           : bagus, tinggal 2 cara lagi, siapa yang bisa menyebutkan?
·          Siswa 8        : dengan cara mengali atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan dengan menggunakan grafik penyelesaian. (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
·         Guru            : benar sekali, nah sekarang setiap soal tersebut tidak hanya berbentuk bilangan bulat, tetapi ada berbentuk bilangan pecahan, siapa yang bisa menyebutkan contohnya ?
·         Siswa 9        : ½ x + 3 =9 (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
·         Guru            : dari contoh yang berbentuk pecahan tersebut apakah sama penyelesaiannya dengan soal yang berbentuk bilangan bulat ?
·         Siswa 10       : tidak buk (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
·         Guru            : jika tidak, siapa yang bisa menyebutkan cara penyelesaiannya
·          Siswa 11      : terlebih dahulu dengan mengubah persamaan tersebut menjadi persamaan lain yang ekuivalen tetapi tidak lagi memuat pecahan, kemudian mengalikan kedua ruas persamaan tersebut dengan KPK dari penyebut-penyebutnya.
·          Guru           : tepat sekali
Bila waktu tidak cukup mungkin bisa dilanjutkan pada materi lain dan yang menjawab pertanyaan dari guru adalah anak-anak yang masih memiliki kupon berbicaranya, sampai semua siswa bicara dan aktif dikelas.
Pada penutupan, guru mengintruksikan pada siswa untuk membaca materi selanjutnya di rumah. Serta memberikan Pekerjaan Rumah (PR) berupa latihan soal mengenai persamaan linear 1  variabel.
PENUTUP
a.     Kesimpulan
Model pembelajaran time token adalah model pembelajaran kooperatif yang menanamkan rasa tanggung jawab di setiap masing-masing siswa pada kelompoknya dimana dalam  model pembelajaran ini dengan langkah-langkah seperti ini :
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi
Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu lebih kurang 30 detik, setiap siswa di beri 3 buah kupon sesuai dengan waktu dan keadaan.
Bila telah selesai berbicara, kupon yang di pegang siswa diserahkan, setiap kali bicara satu kupon.
Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi, sedangkan siswa yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
Dan seterusnya
Menuntut siswa untuk belajar berbicara dan tidak saling menggantungkan pada orang lain. Karena setiap siswanya punya hak untuk bicara.
Lebih jelasnya model pembelajaran time token adalah Salah satu pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik

b.    Saran
Semoga dengan banyaknya model pembelajaran yang semakin berkembang saat ini para guru akan bisa menerapkannya pada proses pembelajaran di kelas. Agar pendidikan di Indonesia semakin maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar