Hujan tak selalu menakutkan |
Ini bukan sore, hanya saja cuaca sangat gelap karena matahari yang
harusnya berada di atas kepala ternyata tertutup awan hitam. sekarang
musim hujan jadi, suasana seperti itu saya rasa sangat wajar.. Hujanpun
turun begitu deras mencegah langkah saya yang jadwalnya harus berangkat
les. Motor ijo satu-satunya kendaraan yang selalu saya andalkan ternyata
masuk bengkel karena tiba-tiba mati saat dikemudikan.. akh tapi itu
sudah biasa..
Akhirnya sempat saya berfikir untuk tidak berangkat saja. rintik hujan disertai udara dingin dan semangkok mie instan hangat serta susu cukup sebagai pengantar tidur siang. Tapi tiba-tiba saya yang berkepribadian cuek dan tidak suka anak-anak sejenak berfikir. Tawa mereka, jail mereka, lucu mereka yang sering membuat saya justru kesal dan jengkel seakan menghinggapi fikiran saya dan seolah memaksa saya untuk berangkat. Akhirnya tanpa Fikir anjang, saya melangkahkan kaki dengan membawa payung dengan celana dilipat karena takut basah berjalan menuju jalan raya, menaiki sebuah angkot. perjalanan cukup jauh dilanjut jalan kaki yang jaraknya tidak dekat juga.
Cerita yang membuat hari ini menjadi menarik adalah, sepanjang jalan menuju tepat les saya melihat seorang anak dengan sepedanya berjalan dibawah rintik hujan memakai baju koko putih. tanpa payung ataupun jas hujan... di susul seorang anak putri membawa iqronya dan sebuah payung berjalan. saya tak sengaja bertanya "Mau kemana dek?" ia menjawab " Mau ke tajug mbak" saya kembali bertanya "sekarang hujan koq masih semangat aja?" dengan sederhana ia menjawab "kalau gak ke Tajug saya gak bisa ujan-ujanan dong mbak".
Sederhana, tapi pelajaran yang bisa kita ambil adalah dengan membuat apa yang tidak menyenangkan menjadi kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar