Metode Pembelajaran |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rendahnya prestasi siswa terlihat pada
ketidaklulusan, sebagian besar siswa tidak mencapai nilai batas lulus yang
telah ditetapkan. Hal ini bukan berarti siswa tidak memiliki kemampuan,
khususnya dalam bidang matematika, tetapi masih banyak unsur yang terkait
diantaranya guru. Era sekarang dibutuhkan guru yang profesional, yang mampu
menyampaikan materi dengan baik, menciptakan suasana belajar yang kondusif,
menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa dalam
pembelajaran.
Siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda. Siswa pada umumnya belajar melalui visual ( apa yang dapat
dilihat atau diamati ), auditori ( apa yang dapat didengar ) dan kinestetik (
apa yang dapat digerakkan atau dilakukan ) sehingga mereka memerlukan perlakuan
yang berbeda sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Tugas utama seorang
guru adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Hal yang
perlu dilakukan seorang guru adalah mengenali dan memahami gaya belajar seluruh
siswa yang diampunya dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Model pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran. Oleh karena itu perlu
diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan
adalah model pembelajaran VAK (
Visualization Auditory Kinestetic ). Model pembelajaran VAK merupakan gaya yang
menggunakan 3 macam sensori dalam menerima informasi yaitu penglihatan, pendengaran
dan gerak. Pembelajaran akan berlangsung efektif dan efesien dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut. Setiap siswa akan terpenuhi kebutuhannya
sehingga mereka termotivasi dalam pembelajaran matematika.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian dari Model Pembelajaran VAK ?
2.
Bagaimana
prinsip-prinsip yang terkandung dalam model pembelajaran VAK?
3.
Apa kelemahan
dan kelebihan model pembelajaran VAK?
4.
Apa langkah-langkah
dalam membuat suatu model VAK?
5.
Bagaimanakah
cara pengaplikasian dari model pembelajaran VAK dalam pembelajaran Matematika?
C.
Tujuan
1.
Untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam belajar Matematika
2.
Untuk
mendekatkan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, agar saling
berkolaborasi satu sama lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran VAK ( Visualization Auditory
Kinestetic)
A.
Pengertian dan Penjelasan Model Pembelajaran VAK
Modalitas belajar
ada tiga macam yang pokok, tetapi sering kali terjadi seorang anak memiliki
gabungan beberapa modalitas belajar. Modalitas belajar yang pertama yaitu modalitas belajar Visual,
misalnya membaca buku, melihat demonstrasi yang dilakukan guru, melihat
contoh-contoh yang terbesar di alam atau fenomena alam dengan cara observasi,
atau melihat pembelajaran yang disajikan melalui TV atau video kaset. Modalitas
belajar yang kedua, yaitu modalitas
belajar Audio, seorang anak akan lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan.
Disini penerapan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi lebih efektif. Siswa
dapat belajar melalui mendengarkan radio pendidikan, kaset pembelajaran, video
kaset, modalitas belajar yang ketiga
yaitu modalitas belajar kinestetik, siswa belajar melalui gerakan-gerakan
fisik. Misal, dengan berjalan-jalan, menggerak-gerakkan kaki atau tangan,
melakukan eksperimen yang memerlukan aktivitas fisik dan sebagainya. (Sumani,
2011:149)
Meskipun kebanyakan
orang memiliki akses ketiga modalitas VAK, hampir semua orang cenderung pada
salah satu modalitas belajar yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran,
pemrosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas,
mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat
dan kekurangan alami tertentu. (Bobi De Porter,2010:123)
Model
pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas
belajar tersebut untuk menjadikan sibelajar merasa nyaman. Model pembelajaran
ini merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk
menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi
pebelajarnya di masa depan. Pada pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan
menyenangkan. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan
mengingat (Visual), belajar dengan mendengar ( Auditory ) dan belajar dengan
gerak dan emosi (Kinestetic). (yusyusi.wordpress.com:2012)
Cara belajar anda
merupakan hasil dari kombinasi bagaimana anda menyerap, lalu mengatur dan
mengolah informasi. Isyarat Verbal ( visual, auditorial dan kinestetik ) dapat
membantu anda dalam menemukan modalitas belajar anda tidak salah arah, maka
perlu mengetahui terlebih dahulu karakteristik-karakteristik pada masing-masing
isyarat verbal tersebut. Apa anda atau seseorang itu masuk pada golongan
visual, auditorial dan kinestetik.
mengenai
identifikasi VAK, tidak setiap orang harus masuk kedalam salah satu
klasifikasinya. Walaupun demikian, kebanyakan kita cenderung pada yang satu
dari pada yang lainnya. Mengetahui ciri dominasi anda membuat bekerja
dengannya, dan juga menetapkan cara-cara tersebut untuk menjadi lebih seimbang.
(DePorter,1999:124).
Aktivitas-aktivitas
yang berbeda memerlukan cara berfikir yang berbeda pula. Jadi keuntungan adalah
untuk mengetahui, pertama, yang manacara yang dominan anda dan kedua apa yang
anda dapat lakukan untuk mengembangkan cara berfikir yang lain dalam diri anda.
(Riyanto,2010:186)
mengidentifikasi gaya belajar dan komunikasi
dari tiga gaya belajar ini adalah sebagai berikut:
1.
Gaya Visual (
Belajar dengan cara melihat )
Belajar harus
menggunakan indra mata melalui, mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga. Seorang sisiwa lebih suka melihat
gambar atau diagram, suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.bagi
siswa yang bergaya visual, yang memegang peranan penting adalah
mata/penglihatan. Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya
lebih banyak dititik beratkan pada peragaan atau media, ajak siswa ke
objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya dipapan
tulis.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki
gaya belajar visual misalnya lirikan mata keatas bila berbicara danberbicara
dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat behasa
tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerrti materi pelajaran. Siswa
cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Siswa berfikir
menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Di dalam kelas anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan
informasi. (Rose Colin dan Nicholl ,2002:130)
Ketajaman Visual,
meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap
orang. Alasannya adalah bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat
untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. ( Dave
Meier,2002:97)
2.
Gaya Auditori
( belajar dengan cara mendengar)
Belajar haruslah
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, gagasan,
menanggapi dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka mendengarkan kaset
audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat, dan instruksi (perintah) verbal. Alat
perekam sangat membantu pembelajaran pelajar tipe auditori. Dr.Wenger (dalam
Rose Colin dan Nicholl,2002:143) merekomendasikan setelah membaca sesuatu yang
baru, deskripsikan dan ucapkan apa yang sudah dibaca tadi sambil menutup mata
dengan suara lantang. Alasannya setelah dibaca, divisualisasikan (ketika
mengingat dengan mata tertutup dan dideskripsikan dengan lantang, maka secara
otomatis telah belajar dan menyimpannya dalam multi - sensori.
Ciri-ciri siswa yang
lebih dominan memiliki gaya belajar auditori misalnya lirikan mata ke arah
kiri/kanan, mendatar bila berbicara dan sedang-sedang saja. Untuk itu, guru
sebaiknya harus memperhatikan sisiwanya hingga ke alat pendengarannya. Anak
yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori mencerna
makna yang disampaikan melalui tone,suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan
berbicara, dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai
makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperti ini biasanya dapat
menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
(Rose Colin dan Nicholl 2002:130)
Pikiran auditori
kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap
dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita
membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita
menjadi aktif.
Dalam merancang
pelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri pembelajar,
carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka
pelajari. Suruh mereka menerjemahkan pengalaman mereka dengan suara. Mintalah
mereka membaca keras-keras secara dramatis jika mereka mau. Ajak mereka
berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan
informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan
pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka
sendiri. ( Dave Meier. 2002 :95)
3.
Gaya belajar
Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Belajar melalui
aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Seorang siswa lebih suka menangani,
bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri gerakan tubuh (hands-on,
aktivitas fisik). Bagi sisiwa kinestetik belajar itu haruslah mengalami dan
melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar kinestetik
misalnya lirikan mata kebawah bila berbicara dan berbicara lebih lambat. Anak
seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini
belajarnya melalui gerak dan sentuhan. (Rose Colin dan Nicholl 2002:130)
Menurut Bobbi De
Porter (2010:217), dorong sisiwa untuk menerapkan semua metode ini dalam
belajar. Anda mungkin juga ingin memberi tahu orang tua tentang tipe belajar si
anak dan mengajarkan mereka strategi yang mendukung gaya belajar tersebut.
B.
Prinsip Model Pembelajaran VAK
Dikarenakan model pembelajaran VAK
sejalan dengan gerakan Accelerated Learning, maka prinsipnya juga sejalan,
yaitu sebagai berkut:
1.
Pembelajaran
melibatkan seluruh fikiran dan tubuh
2.
Pembelajaran
berarti berkreasi bukan mengkonsumsi
3.
Kerjasama
membantu proses pembelajaran
4.
Pembelajaran
berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan
5.
Belajar
berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik
6.
Emosi positif
sangat membantu pembelajaran
7.
Otak-citra
menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
(Eka Putra, Blogspot.com.2012).
C.
Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran VAK
setiap model pembelajaran memiliki
kelemahan dan kelebihan, tidak terkecuali
model pembelajaran VAK juga memiliki kelemahan dan kelebihan, diantaranya
yaitu:
1.
Kelemahan
Kelemahan dari model pembelajaran VAK
yaitu tidak banyak orang yang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar
tersebut. Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya
akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan
kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
2.
Kelebihan
Kelebihan dari pembelajaran Visuali
auditori kinestetik (VAK) adalah sebagai berikut:
a.
Pembelajaran
akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya belajar.
b.
Mampu melatih
dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c.
Memberikan
pengalaman langsung kepada siswa.
d.
Mampu
melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep
melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi
aktif.
e.
Mampu
menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
f.
Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak
akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Karena model ini mampu
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. (Janghyunita.blogspotcom,
2012)
D.
Langkah-langkah Model Pembelajaran VAK
Pembelajaran VAK dapat direncanakan
dan dikelompokan menjadi 4 tahap yaitu:
1.
Tahap
Persiapan ( Kegiatan pendahuluan )
Pada
kegiatan pendahuluan, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa
dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang
akan datang kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk
menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.
2.
Tahap
Penyampaian ( Kegiatan Inti pada Eksplorasi )
Pada
kegiatan ini guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi pelajaran yang baru,
secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indera, yang sesuai
dengan gaya belajar VAK. Tahap ini biasa disebut eksplorasi.
3.
Tahap
Pelatihan ( Kegiatan Inti pada Elaborasi )
Pada
tahappelatihan, guru membantu siswa untuk mengintegerasi dan menyerap
pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang disesuaikan
dengan gaya belajar VAK.
4.
Tahap
Penampilan Hasil ( Kegiatan Inti pada Konfirmasi )
Tahap penampilan hasil merupakan tahap
seorang guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun
keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil
belajar mengalami peningkatan. (yusyusi.wordpress.com.2012)
E.
Aplikasinya pada Pembelajaran Matematika Sekolah
Pembelajaran
matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika
dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya. Didalamnya terkandung upaya
untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat bakat
dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, dalam mempelajari matematika tersebut.
Pengaplikasian
metode pembelajaran VAK akan dibentuk kelompok-kelompok belajar secara
heterogen dari ketiga modalitas tersebut. Berikut adalah skenario pembelajaran
VAK pada pelajaran MATEMATIKA tentang “BANGUN
DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG”
a.
Persegi
Persegi merupakan suatu segi empat yang
semua sisinya sama panjang.
D C
A B
Keliling dan luas persegi:
Pada gambar diatas; keliling persegi = AB + BC + CD + DA
Dengan AB = BC = CD = DA = Sisi = s
Jadi ,
Luas Persegi adalah hasil kuadrat dari
panjang sisinya.
Jadi ,
b.
Persegi
Panjang
Persegi panjang adalah segi empat
dengan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, serta besar semua
sudutnya 90o.
D
C
A
B
Keliling dan Luas Persegi panjang:
Keliling suatu bangun adalah jumlah
sisi-sisi yang membatasi bangun tersebut. Pada gambar persegi panjang diatas
didapatkan:
Keliling = AB + BC + CD + AD
AB = CD = Panjang = p
BC = DA = Lebar = l
Jadi,
Luas daerah persegi panjang adalah
hasil perkalian ukuran panjang dan lebarnya.
Luas Persegi Panjang = p x
l
( Cucun Cunayah,2005: 127)
Pengaplikasian Model Pembelajaran VAK
untuk materi Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang berdasarkan sintaks (
langkah- langkah) model pembelajarannya adalah sebgai berikut:
a.
Tahap
Persiapan
1.
Kegiatan Guru
-Guru mempersiapkan materi mengenai menghitung luas
dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak baku dan baku;
bahan, alat dan perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran.
-Guru melakukan tes awal tentang materi menghitung
luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak baku dan baku
untuk menentukan skor dasar siswa.
-Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang heterogen
2.
Kegiatan
Siswa
- Siswa mempersiapkan bahan dan perangkat yang
digunakan dalam proses pembelajaran ( kinestetik ).
- Siswa mengerjakan tes awal tentang materi
menghitung luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak baku
dan baku yang diberikan guru ( kinestetik ).
- Siswa membentuk kelompok belajar yang terdiri dari
4-5 orang yang heterogen ( kinestetik )
b.
Tahap
Penyampaian ( Presentasi Kelas )
1. Pendahuluan
-
Kegiatan Guru
Guru melakukan
apersepsi, yaitu dengan memunculkan rasa ingin tahu siswa dengan menggunakan
media gambar bangun persegi dan persegi panjang, sehingga membantu siswa dalam
berimajinasi dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kegiatan
Siswa
Siswa mengamati gambar
bangun persegi dan persegi panjang, kemudian menggambar kembali gambar persegi
dan persegi panjang tersebut pada buku catatan ( Visual dan Kinestetik)
2. Pengembangan
-
Kegiatan Guru
Ø Guru memotivasi siswa dalam mempelajari konsep
tentang luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak baku
dan baku
Ø Guru menyampaikan tujuan mempelajari konsep
tentang luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan baku dan
tak baku yang ingin dicapai dalam pembelajaran
Ø Guru menyampaikan konsep mengenai rumus luas dan
keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak baku dan baku.
Ø Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan mengenai luas dan keliling persegi dan persegi panjang
dengan satuan tak baku dan baku
Ø Guru melanjutkan materi jika siswa telah memahami
konsep mengenai luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak
baku dan baku
-
Kegiatan
Siswa
Ø Siswa mendengarkan dan menyimak motivasi yang
diberikan guru tentang konsep luas dan keliling persegi dan persegi panjang
dengan satuan tak baku dan baku ( Visual dan Auditory )
Ø Siswa mengamati dan menyimak tujuan mempelajari
konsep tentang luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak
baku dan baku yang hendak dicapai dalam pembelajaran . (visual,auditori)
Ø Siswa menyimak konsep yang disampaikan oleh guru
kemudian membuat catatan penting mengenai konsep rumus luas persegi dan persegi
panjang dengan satuan tak baku dan baku pada buku catatan ( audio, kinestetik )
Ø Siswa mendengarkan pertanyaan – pertanyaan dari
guru mengenai luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan satuan tak
bau dan baku kemudian menanggapinya ( auditori )
Ø Siswa menyusun pertanyaan – pertanyaan bila ada
konse yang belum dimengerti kemudian menanyakannya kepada guru (Kinestetik)
c.
Tahap
Pelatihan ( mengerjakan Tes/ soal)
1. Kegiatan Guru
Guru meminta siswa
mengerjakan soal-soal atas pertanyaan yang diajukan tentang luas dan keliling
persegi dan persegi panjang
2. Kegiatan Siswa
Perwakilan dari
kelompok menyelesaikan soal tentang luas dan keliling persegi dan persegi
panjang dengan bantuan arahan dari guru ( auditori dan kinestetik )
d.
Tahap
Penampilan Hasil
a. Kegiatan kelompok membahas hasil presentasi
-
Kegiatan Guru
Ø Guru memberikan lembar soal ( LKS) dan lembar
jawaban kepada siswa tentang luas dan keliling persegi dan persegi panjang
dengan satuan tak baku dan baku untuk melatih keterampilan yang diajarkan dan
untuk menguji kemampuan atau dirinya sendiri selama belajar kelompok.
Ø Guru memberikan kesempatan pada perwakilan
masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya yang disampaikan.
Ø Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi hasil diskusi yang disampaikan.
-
Kegiatan
Siswa
Ø Siswa melakukan diskusi verbal terkait dengan
soal-soal luas dan keliling persegi dan persegi panjang, serta mengerjakan
soal-soal yang ada pada LKS. ( auditori dan kinestetik ).
Ø Salah seorang siswa perwakilan dari masing-masing
kelompok membaca dengan keras mempresentasikan hasil diskusi. ( visual dan
kinestetik ).
Ø Siswa dari kelompok lain mendengarkan,
mengemukakan pendapat, memberikan gagasan, dan mananggapi presentasi dari
kelompok lain tentang keliling dan luas persegi dan persegi panjang ( Visual,
Auditori dan Kinestetik ).
b. Pelaksanaan tes / kuis
1. Kegiatan Guru
Guru membagikan tes
akhir kepada siswa untuk mengetahui beberapa besar keberhasilan belajar yang
dicapai siswa, siswa diberikan nilai.
2. Kegiatan siswa
Siswa menjawab tes
akhir secara individu, menerima penilaian individu dan kelompok (kinestetik).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk
menjadikan sibelajar merasa nyaman. Model pembelajaran ini merupakan anak dari
model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar
menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pebelajarnya di masa
depan. Prinsip model pembelajaran VAK, yaitu :
1.
Pembelajaran
melibatkan seluruh fikiran dan tubuh
2.
Pembelajaran
berarti berkreasi bukan mengkonsumsi
3.
Kerjasama
membantu proses pembelajaran
4.
Pembelajaran
berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan
5.
Belajar
berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik
6.
Emosi positif
sangat membantu pembelajaran
7.
Otak-citra
menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Kelemahan dan Kelebihan Model
Pembelajaran VAK
a.
Kelemahan
Kelemahan dari model pembelajaran VAK
yaitu tidak banyak orang yang mampu mengkombinasikan ketiga gaya belajar
tersebut. Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya
akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan
kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
b.
Kelebihan
a.
Pembelajaran
akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya belajar.
b.
Mampu melatih
dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c.
Memberikan
pengalaman langsung kepada siswa.
d.
Mampu
melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep
melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi
aktif.
e.
Mampu
menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
f.
Siswa yang
memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar. Karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata.
Langkah-langkah Model Pembelajaran VAK
1.
Tahap
Persiapan ( Kegiatan pendahuluan )
2.
Tahap
Penyampaian ( Kegiatan Inti pada Eksplorasi )
3.
Tahap
Pelatihan ( Kegiatan Inti pada Elaborasi )
4.
Tahap
Penampilan Hasil ( Kegiatan Inti pada Konfirmasi )
DAFTAR PUSTAKA
-
Cunayah,
Cucun. 2005. Ringkasan dan Bank Soal
Matematika. Bandung; Yrama Widya
-
DePorter,
Bobi. 2010. Quantum Teaching.
Bandung: Kaifa
-
DePorter,
Bobi.dkk. 1999. Quantum Learning.
Bandung: Kaifa
-
Meier, Dave.
2002. The Accelerated Learning.
Bandung Kaifa
-
Riyanto,Yatim.
2010. Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta: Kencana
-
Rose, Colin
& Nicholl, Malcolm. 2002. Accelerated
Learning. Bandung: Nuansa
-
Sumani, Mukhlas.
2011. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
-
janghyunita.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-visual-auditori.html?m=1
-
Ekaputra(Kerjakandanpemahaman.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-vak.html?m=1)
-
yusyusi.wordpress.com/2012/05/02/pembelajaran-vak/
kalo boleh tahu buku yang memuat tentang VAK pengarangnya siapa?, judulnya apa? harganya berapa? beli di toko apa? terima kasih..
BalasHapusKak ada pembahasan mengenai landasan yuridis model VAK? Mohon bantuannya
BalasHapusselamat pagi, ada sintks untuk model vak atau tidak kk
BalasHapus