BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan semakin pesat perkembangannya, ini membuat seorang
pendidik dituntut harus lebih kreatif dan inovatif lagi menggunakan model-model
pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Menjadi seorang pengajar memang tidak
semudah membalikan telapak tangan karena banyak hal yang akan kita temui di
lapangan diantanya hambatan-hambatan yang terjadi pada saat mengajar. Misalnya
saja siswa sudah mengangap bahwa mata
pelajaran yang akan kita sampaikan itu adalah mata pelajaran yang rumit,
seperti pelajaran matematika yang
biasanya tidak disukai sebagian besar siswa, mengapa demikian? Mungkin salah
satu alasannya ada pada sistem pengajaran gurunya, sering kali guru mengajar
matematika hanya sekedar menjelaskan materi, memberikan latihan untuk siswa,
namun dia kerjakan sendiri, dan seterusnya.
Model pembelajaran yang monoton seperti ini, biasanya membuat siswa
malas belajar, mendengarkan guru dengan fikiran yang tidak fokus, mengantuk,
mengobrol dan bercanda dengan teman nya dan
lain-lain. Dengan sudah adanya pendapat bahwa mata pelajaran itu sulit,
biasanya siswa akan semakin sulit untuk memahami. Disinilah seorang pengajar
dituntut untuk bisa menghilangkan pendapat bahwa matematika itu sulit,
kesulitan matematika ini biasanya disebabkan karena tidak memperhatikannya
siswa pada materi sebelumnya yang disampaikan guru, karena dalam matematika
ketika satu kali saja tidak memperhatikan dan akhirnya tidak mengerti pada
materi-materi selanjutnya pun akan sulit dia memahami, kecuali bagi siswa yang
mempunyai kelebihan tertentu.
Oleh sebab itu dengan adanya model-model pembelajaran yang semakin
banyak jenisnya, seorang guru diharapkan bisa mengajar dengan sekreatif
mungkin, agar siswa tidak merasa jenuh dan malas di kelas, jadikan suasana
kelas semenarik mungkin setiap pertemuannya. Model pembelajaran time token
mungkin bisa jadi alternatif guru untuk menyampaikan materi ajarnya, dimana
model pembelajaran time token ini merupakan model pembelejaran kooperatif yang
dikembangkan dengan cara menambahkan kupon bicara pada saat pembelajarannya
yang diharapkan bisa memotivasi siswa untuk belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA PELAJARAN MATEMATIKA
A.
Pengertian Model
Pembelajaran Time Token
Sebelum kita membahas mengenai apa itu dan seperti apa itu model
pembelajaran time token kita bahas terlebih dahulu apa itu model
pembelajaran. Model pembelajaran adalah sebuah sistem proses pembelajaran yang
utuh, mulai dari awal hingga akhir. Model pembelajaran melingkupi pendekatan pembelajaran,
strategi pembelajaran , metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. (Munif
Chatib, 2012: 128) sehingga dapat kita ketahui bahwasannya model pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang akan kita lakukan untuk
mengajar.
Model
pembelajaran sudah sangat berkembang dewasa ini berbagai model pembelajaran baru telah
banyak muncul, dan model pembelajaran yang akan di bahas ini juga dikembangkan
dari model pembelajaran cooperative karena model pembelajaran ini termasuk pada
model pembelajaran cooperative. Seperti yang kita ketahui model pembelajaran cooperative
adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik(academik skill), sekaligus keterampilan sosial( sosial skill) termasuk
interpersonal skill.(Yatim Riyanto,2010:267) dimana model pembelajaran ini
biasanya memiliki ciri yaitu membagi siswa kedalam beberapa bagian(kelompok
belajar) dan dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Pengertian model pembelajaran time token itu sendiri adalah Salah satu pendekatan struktural
dalam pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan
perolehan hasil akademik adalah pembelajaran kooperati time token. Tipe
pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif untuk mengajarakan
keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari siswa mendominasi
atau siswa diam sama sekali dan menghendaki siswa saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada
individu.
Time Token merupakan tipe dari pendekatan structural dari beberapa
model pembelajaran kooperatif, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tecakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162650-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-time/#ixzz2EYVT2KGb)
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan
perolehan hasil akademik adalah pembelajaran kooperati time token. Tipe
pembelajaran ini dimaksudkan sebagai alternatif untuk mengajarakan
keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari siswa mendominasi
atau siswa diam sama sekali dan menghendaki siswa saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada
individu.
Time Token merupakan tipe dari pendekatan structural dari beberapa
model pembelajaran kooperatif, untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tecakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162650-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-time/#ixzz2EYVT2KGb)
Pengembangan-pengembangan model pembelajaran memang perlu di
lakukan oleh seorang pengajar guna mencapai tujuan pendidikan dan menghasilkan
anak didik yang berkualitas karena pengembangan-pengembangan model pembelajaran itu sangat berpengaruh pada
motivasi belajar siswa, pengembangan ini perlu dilakukan terutama pada
pelajaran –pelajaran yang seringkali di anggap sulit oleh siswa, seperti
matematika, karena mungkin saja siswa menjadi suka/tertarik pada matematika itu
karena pengajaran gurunya yang menarik, misalnya ia selalu menggunakan alat
peraga, permainan, teka-teki, kegiatan lapangan, kegiatan laboratorium, dan
lain-lain. Dan mungkin juga tertariknya kepada matematika itu karena kebaikan
pribadi guru matematika itu sendiri. (Ruseffendi,1988:233)
kemungkinan-kemungkinan ini memang nyata adanya seperti pengalaman kita yang
pernah menjadi seorang siswa ataupun mahasiswa pasti merasakan hal itu,
bahwasannya jika guru atau dosen yang mengajar kita melakukan model
pembelajaran yang tidak menarik atau bahkan monoton itu akan mempengaruhi juga
pada suka dan tidak sukanya siswa pada pelajaran yang disampaikan, ini juga
akan mempengaruhi pada hasil belajar siswa nantinya pada saat adanya evaluasi.
Dengan demikian, biasanya siswa malah asik mengobrol dengan temannya
dibandingkan memperhatikan gurunya yang menggunakan metode mengajar yang tidak
sesuai atau tidak menarik bahkan seringkali ada identitas guru paforit dan guru
yang menyebalkan karena penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru
ataupun karna sifat guru itu sendiri.
Time token pada dasarnya merupakan sebuah varian
diskusi kelompok dimana ciri khasnya
adalah setiap siswa diberi kupon bicara
±10 atau 15 detik waktu berbicara. Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbica lagi. Sudah
barang tentu, ini menghendaki agar siswa yang
masih pegang kupon untuk ikut berbicara
dalam diskusi itu. Cara ini menjamin keterlibatan semua siswa. Cara ini juga merupakan
upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Time token
adalah suatu model pegajaran guru dengan menggunakan pembelajaran kooperatif yang secara tekniknya dapat
membantu siswanya belajar di setiap mata
pelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, saling membantu belajar satu sama lainya dengan
beranggotakan 2-6 siswa atau lebih dengan
memberikan kupon bicara pada siswa di
masing-masing kelompok, patokan bicara disini adalah bicara sesuai dengan materi yang dibahas atau mempresentasikan
materi, bukan bicara yang asal-asalan
yang tidak ada hubungannya dengan materi. Kemudian secara acak guru menunjuk salah satu dari kelompok untuk
menjawab pertanyaan atau mempresentasikan
di depan kelas, dengan menggunakan kupon bicara tersebut.
Arends (2008:29) Tujuan dalam pembelajaran
kooperatif time token menumbuhkan keterampilan berpartisipasi.
Sementara sebagian siswa mendominasi kelompok, sebagian lainnya mungkin justru
tidak mau atau tidak mampu berpartisipasi. Kadang- kadang siswa menghindari
kerja kelompok karena pemalu. Sering kali siswa- siswa pemalu sangat cerdas,
dan mereka mungkin bekerja dengan baik sendirian atau dengan seorang teman.
Akan tetapi, mereka sangat sulit untuk berpartisipasi dalam kelompok. Siswa
yang ditolak mungkin juga memiliki kesulitan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok. Di samping itu, ada juga anak- anak normal yang entah apapun
alasannya, memilih untuk bekerja sendiri dan menolak untuk berpartisipasi dalam
kelompok kooperatif.
Memastikan bahwa siswa- siswa pemalu atau ditolak ikut
masuk ke dalam kelompok bersama siswa- siswa yang memiliki keterampilan sosial
yang baik adalah salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk melibatkan
mereka. Menstrukturisasikan interdependensi tugas, yang dideskripsikan
sebelumnya, adalah cara lain untuk mengurangi kemungkinan siswa yang ingin
bekerja sendiri. Menggunakan lembar perencanaan yang mendaftar berbbagai tugas
kelompok lengkap dengan nama siswa-siswa yang bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugas- tugas adalah cara ketiga untuk mengajarkan dan
memastikan partisipasi yang seimbang diantara anggota- anggota kelompok. Time
token dan high tap outadalah kegiatan- kegiatan
khusus yang mengajarkan keterampilan berpartisipasi.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif time token adalah model pembelajaran
kooperatif yang menuntut partisipasi siswa dalam kelompok untuk berbicara
(mengeluarkan ide/ gagasannya) dengan diberi kupon berbicara sehingga semua
siswa harus berbicara, maka dari itu siswa tidak ada yang mendominasi dalam
pelaksanaan diskusi.(http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-model-pembelajaran.html)
Dengan adanya model pembelajaran ini, diharapkan siswa
akan termotivasi untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan dituntut
untuk ikut berbicara karena siswa yang telah berbicara/menjelaskan materi dan
menyerahkan kuponnya tidak boleh bicara lagi. Ini diharapkan siswa-siswa lain
yang selalu diam merasa mempunyai kesempatan untuk berbicara, tidak hanya
merasa memiliki kesempatan, siswa-siswa pun diharapkan merasa bertanggung jawab
dan memiliki rasa sosial yang tinggi ini karena setiap kelompok akan merasa
bersaing dengan kelompok lainnya. Maka, siswa yang kurang pemahamannya pun akan
di arahkan oleh teman-teman satu kelompoknya untuk memahami materi dan
mendukungnya untuk berbicara dan menyampaikan pendapat.
B.
Prinsip Model
Pembelajaran Time Token
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental
atau kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Prinsip Mengajar
Mengajar bukanlah pekerjaan atau
tugas yang ringan bagi seorang guru. Agar hasil atau tujuan pembelajaran
tercapai dengan baik, banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dilakukan guru
baik sebelum, sedang, dan selesai melakukan kegiatan mengajar. Agar tidak
sekedar mengajar di depan kelas, guru perlu menerapkan prinsip-prinsip
mengajar. Ada beberapa pendapat tentang prinsip mengajar secara efektif. Tanpa
mengurangi makna secara komprehensif, berikut adalah prinsip mengajar yang
dapat dipedomani pengajar agar dapat mengajar dengan efektif.
1.
Perhatian. Pengajar harus dapat membangkitkan perhatian peserta belajar kepada
topik dan pengalaman belajar yang sedang dipelajari.
2.
Aktivitas. Pengajar harus melibatkan peserta belajar
berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.
3.
Appersepsi. Pengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta belajar.
4.
Peragaan. Pengajar hendaknya berusaha menggunakan media untuk menunjukkan benda
atau hal-hal yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan dalam kelas.
5.
Repetisi. Mengingat ingatan itu tidak setia (terbatas), guru perlu mengulang
penjelasannya jika diperlukan.
6.
Korelasi. Pengajar hendaknya selalu menghubungkan materi yang
diajarkan dengan pelajaran lain sehingga cakrawala peserta belajar bertambah
luas.
7.
Sosialisasi. Pengajar hendaknya dapat menciptakan kondisi
kelas yang kondusif yang mengakibatkan terjadinya proses sosial.
8.
Individualisasi. Manusia adalah makhluk yang unik,
masing-masing memiliki perbedaan kemampuan belajar. Oleh sebab itu pengajar
harus bisa menghargai setiap perbedaan dan melayani secara optimal.9
9.
Sequence. Pengajar harus memikirkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang
disusun secara tepat menurut waktunya (sesuai dengan urutan atau
tahapan).10. Evaluasi. Pengajar harus mengadakan evaluasi
untuk mengetahui hasil belajar peserta belajar dan efektifitas mengajarnya.(http://www.vilila.com/2010/03/bab-1-konsep-dasar-pembelajaran.html#ixzz2Ea3PbS83)
Prinsip
dasar model pembelajaran kooperatif:
– setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
– setiap anggota kelompok (siswa) harus
mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
– setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
– setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai
evaluasi.
– setiap anggota kelompok (siswa) berbagi
kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
– setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta
mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif.
Ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif yaitu Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan
materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender. Penghargaan
lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dengan prinsip-prinsip model pembelajaran di
atas dapat disimpulkan pula prinsip-prinsip model pembelajaran time token :
-
Setiap
siswa harus menanamkan dalam dirinya bahwa dia punya kesempatan untuk berbicara
-
Setiap
siswa harus berani untuk menyampaikan pendapat dan berbicara di depan kelas.
-
Dan
lain-lain
Pada intinya prinsip model pembelajaran time
token ini sama saja dengan model pembelajaran kooperatif, karena model
pembelajaran ini termasuk pada model pembelajaran kooperatif yang menuntut
adanya keaktifan dari siswa, serta menanamkan sosialisasi antar siswa agar mau
bekerja sama dan bertanggung jawab, serta rasa memiliki antar anggota kelompok
dengan demikian akan terjalin kerjasama antara siswa yang berkemampuan tinggi,
siswa berkemampuan sedang, dan siswa berkemampuan lemah.
C.
Kelemahan dan
Kelebihan Model Pembelajaran Time Token
Pada dasarnya setiap model pembelajaran memiliki kelemahan dan
kelebiahan, tidak ada model pembelajaran yang hanya memiliki kelebihan saja dan
tidak mempunyai kekurangan. Namun, meskipun adanya kekurangan dalam model
pembelajaran, sebisa mungkin seorang guru harus profesional dalam menjalankan
tugasnya itu. Jadi, pengajar harus memaksimalkan penggunaan model pembelajaran
yang ia pilih untu mengajar, meminimalisir kekurangan itu terjadi. Berikut ini akan dibahas mengenai kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran time token:
Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif:
Sharan mengatakan bahwa bembelajaran dengan sistem pengelompokan
dapat menyebabkan berpindahnya motivasi dari tataran eksternak pada tataran
internal. Dengan kata lain, pada saat siswa bekerjasama dalam menyelesaikan
sebuah tugas, mereka akan tertarik pada materi pembelajaran tersebutkarena
menyadari kepentingannya sebaga siswa terhadap materi tersebut.
Secara rinci keuntungan menggunakan model pembelajaran kooperatif
adalah:
1.
Dapat
memberikan efek yang sangat ampuh pada waktu singkat, baik dalam aspek
pembelajaran, akademik, maupun aspek skill.
2.
Memberikan
pendamping belajar yang menyenangkan dan bersama-sama mengembangkan skill
bersosial serta ber empati terhadap orang lain.
3.
Dapat
meningkatkan perasaan positif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Menurut sanjaya keunggunlan dan kelemahan model pembelajaran
kooperatif adalah:
Keunggulan
1.
Siswa tidak
terlalu menggantungkan kepada guru, akan tetapi akan dapat menambah kepercayaan
kemampuan berfikir sendiri.
2.
Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ide atau gagasan.
3.
Dapat membantu
anak untuk merespon orang lain.
4.
Dapat
memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5.
Dapat
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
6.
Dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,
menerima umpan balik.
7.
Dapat
meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar
abstrak menjadi nyata.
8.
Dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.
Kelemahan
1.
Dengan
leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan
dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai.
2.
Penilaian
kelompok dapat membutakan penilaian secara individual apabila guru tidak jeli
dalam pelaksanaannya
3.
Mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang panjang.
Itulah kelemahan
dan kelebihan model pembelajaran kooperatif secara umum, sedangkan Kelebihan
Model Time Token yaitu:
-
Mendorong siswa untuk meningkatkan
inisiatif dan partisipasinya.
-
Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau
diam sama sekali
-
Siswa menjadi aktif dalam kegiatan
pembelajaran
-
Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
(aspek berbicara)
-
Melatih siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya.
-
Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk
saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan keterbukaan terhadap
kritik
-
Mengajarkan siswa untuk menghargai
pendapat orang lain.
-
Guru dapat berperan untuk mengajak siswa
mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
-
Tidak memerlukan banyak media
pembelajaran.
Kekurangan Model
Time Token Arends
-
Hanya dapat digunakan untuk mata
pelajaran tertentu saja.
-
Tidak bisa digunakan pada
kelas yang jumlah siswanya banyak.
-
Memerlukan banyak waktu untuk persiapan
dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu
sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
-
Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi
dalam kegiatan pembelajaran
Pada intinya kelebihan dari model
pembelajaran time token ini yaitu siswa akan lebih terdorong untuk menyampaikan
apa yang ada d fikirannya karena terkadang banyak siswa yang malu menyampaikan
pendapatnya, dengan adanya metode pembelajaran time token ini siswa yang
tadinya tidak aktifpun di tuntut untuk ikut berbicara menyampaikan pendapatnya.
Dan kekurangannya yaitu siswa yang
aktif yang mempunyai kemampuan lebih dari yang lainnya sibatasi untuk berbicara
lebih banyak/lebih sering. Serta terkadang model pembelajaran seperti ini
memerlukan waktu yang banyak, karena semua siswa diharapkan bisa belajar
menyampaikan pendapatnya namun terkadang ini akan membuat siswa bosan.
D.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Time Token
Model pembelajaran time token ini merupakan model pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan menjadi lebih menarik langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif secara umum yaitu:
1.
Berikan
informasi dan sampaikan tujuan serta sekenario pembelajaran.
2.
Organisasikan
siswa/peserta didik dalam kelompok kooperatif.
3.
Bimbing
siswa/peserta didik untuk melakukan kegiatan berkooperatf.
4.
Evaluasi.
5.
Berikan
penghargaan
Itulah gambaran secara umum langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif. Sedangkan langkah-langkah dari model pembelajaran time token itu
sendiri yaitu:
Model ini menggunakan kartu. Langkah-langkahnya :
1.
Semua siswa
diberi “kartu bicara”.
2.
Di dalam
kelompok siswa yang sudah menyampaikan pendapat harus menyerahkan satu
kartunya.
3.
Demikian
seterusnya sampai siswa yang sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.( (Yatim
Riyanto,2010:277)
Lebih jelasnya
:
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi
2. Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan
waktu lebih kurang 30 detik, setiap siswa di beri 3 buah kupon sesuai dengan
waktu dan keadaan.
3. Bila telah selesai berbicara, kupon yang di
pegang siswa diserahkan, setiap kali bicara satu kupon.
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh
bicara lagi, sedangkan siswa yang masih pegang kupon harus bicara sampai
kuponnya habis.
5. Dan seterusnya
adapun langkah-langkah dari sumber lainnya :
1. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran/KD.
2. Guru mengkondisikan kelas untuk
melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL).
3. Tiap siswa diberi sejumlah kupon
berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai
waktu yang digunakan.
4. Bila telah selesai bicara kupon yang
dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat
tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.
5. Siswa yang telah habis kuponnya tak
boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua
kuponnya habis.
6. Demikian seterusnya.
Dari berbagai sumber, langkah-langkah model pembelajaran time token
diatas itu sama saja yang mana model pembelajaran time token ini merupakan
model pembelajaran cooperatif, namun dikembangkan sehingga meskipun berkelompok
setiap siswa ditanamkan rasa tanggung jawab, karena dalam pembelajaran time
token ini semua siswa diusahakan aktif berbicara.
Dengan adanya kartu disini diharapkan siswa
merasa dia punya kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan pemahamannya
mengenai materi, maupun menjawab soal yang diberiak guru. Kartu ini bisa
sebagai media pembelajaran dalam model pembelajaran time token, bisa juga
sebagai penghargaan, karena siswa yang telah memberikan kuponnya akan merasa
senang dan merasa mampu melakukan tugas yang diberikan guru.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.(Wina
Sanaya,2008:171) ini berarti media pembelajaran juga sangat penting dalam model
pembelajaran, dimana seorang guru harus menyediakan berbagai media yang akan
menambah motivasi dan berpengaruh pada pemahaman siswa.
E.
Aplikasi Model
Pembelajaran Time Token pada Pembelajaran Matematika di Sekolah
Untuk lebih memahami seperti apa model pembelajaran time token,
berikut ini akan digambarkan penerapannya pada pembelajaran matematika dengan
materi persamaan linear satu variabel:
a) Guru menyapa, mengabsen siswa, dan
mengkondisikan kelas untuk menunjang proses belajar mengajar.
“ Asalamualaikum, selamat pagi anak-anak,
ibu absen dulu ya, kalian silakan buka buku matematikanya buka tentang
persamaan linear satu pariabel”.
b) Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok (cooperative learning)
“oke sekarang kita bagi kelompok, silakan
dengarkan nama-nama kalian masuk ke kelompok berapa, kelompok 1 disini,
kelompok 2 disini dan kelompok 3 disini”(sambil menunjukan letak setiap
kelompok)
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan di capai
“ibu membagi-bagi kalian menjadi beberapa
kelomok begini, bukan berarti kalian kerja berkelompok, kalian semua harus
aktif bicara, ibu tidak mau ada yang tidak bicara.”
d) Guru menyampaikan strategi pembelajaran
yang akan di gunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Time
Token dimana setiap siswa diberikan tiga buah kupon, dan ketika siswa
mengajukan, menjawab, dan menanggapi pertanyaan siswa harus meletakkan kuponnya
ketengah-tengah kelompok.
e) Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan
materi dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, “rina membeli 3 buah pena dengan
harga lima ribu rupiah. Ditanya berapa harga satu buah pena. Cara
penyelesaiannya misalkan harga dengan x, cari berapa x yang tepat agar 3 buah
pena tersebut harganya lima ribu rupiah.
f) Guru memberikan apersepsi kepada siswa
dengan mengaitkan materi yang akan di berikan dengan materi sebelumnya tentang
persamaan dan kalimat terbuka.
g) Guru menyampaikan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan
siswa.seperti yang telah ter tera di atas, langkah-langkahnya yaitu:
-
Setiap siswa diberi kupon berbicara
dengan waktu lebih kurang 30 detik,
-
setiap siswa di beri 3 buah kupon sesuai dengan waktu dan keadaan.
-
Bila telah selesai berbicara, kupon yang di pegang siswa diserahkan, setiap
kali bicara satu kupon.
-
Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi, sedangkan siswa yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
Dan seterusnya
h) Guru menanyakan apakah siswa sudah faham
dengan apa yang ia sampaikan, jika belum ulangi sekali lagi langkah-langkahnya
agar siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
i)
Guru menjelaskan materi persamaan linear satu variabel dengan singkat dan
tidak bertele-tele.
j)
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab pertanyaan
tersebut dengan waktu + 30 detik.
Misal:
· Guru
: apa pengertian dari persamaan ?
Siswa 1 :aku tau bu (mengacungkan
tangan) kalimat terbuka yang menggunakan tanda hubung sama dengan (=).
(siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
Guru : bagus,
nah sekarang siapa yang bisa memberikan contohnya ?
· Siswa 2 :
saya bu “x + 8 =15” (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
· Guru
: ya benar, sekarang
siapa yang bisa menyebutkan apa pengertian dari persamaan linear ?
· Siswa 3
: kalimat terbuka yang memiliki
hubungan sama dengan (=) dan variabelnya berpangkat satu. (siswa
meletakkan kupon ketengah kelompok )
· Guru
: bagus, siapa yang bisa
memberikan contohnya?
· Siswa 3
: x + 6 = 12 dan x + y = 15 (siswa
meletakkan kupon ketengah kelompok)
· Guru
: benar, nah dari contoh yang
ada siapa yang bisa menyebutkan mana diantara contoh itu yang merupakan
persamaan linear satu variabel ?
· Siswa
4 : x + 6 =12 (siswa
meletakkan kupon ketengah kelompok)
· Guru
: benar, nah dari contoh
persamaan tersebut pasti mempunyai penyelesaian, siapa yang bisa menyebutkan
ada berapa cara yang digunakan dalam penyelesaianya ?
· Siswa 5
: ada 4 cara buk, (siswa meletakkan kupon
ketengah kelompok )
· Guru
: bagus, siapa yang bisa
menyebutkan cara pertamanya?
· Siswa 6
: dengan cara substitusi buk (siswa
meletakkan kupon ketengah kelompok )
· Guru
: bagus, siapa yang bisa
menyebutkan cara yang lain?
· Siswa 7 :
dengan menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama
buk (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok)
· Guru
: bagus, tinggal 2 cara
lagi, siapa yang bisa menyebutkan?
· Siswa 8
: dengan cara mengali atau membagi
kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama dan dengan menggunakan grafik
penyelesaian. (siswa meletakkan kupon ketengah kelompok )
· Guru
: benar sekali,
nah sekarang setiap soal tersebut tidak hanya berbentuk bilangan bulat, tetapi
ada berbentuk bilangan pecahan, siapa yang bisa menyebutkan contohnya ?
· Siswa
9 : ½ x + 3 =9 (siswa meletakkan
kupon ketengah kelompok )
· Guru
: dari contoh yang
berbentuk pecahan tersebut apakah sama penyelesaiannya dengan soal yang
berbentuk bilangan bulat ?
· Siswa
10 : tidak buk (siswa
meletakkan kupon ketengah kelompok )
· Guru
: jika tidak,
siapa yang bisa menyebutkan cara penyelesaiannya
· Siswa 11 :
terlebih dahulu dengan mengubah persamaan tersebut menjadi persamaan lain yang
ekuivalen tetapi tidak lagi memuat pecahan, kemudian mengalikan kedua ruas
persamaan tersebut dengan KPK dari penyebut-penyebutnya.
· Guru
: tepat sekali
Bila waktu tidak cukup mungkin bisa
dilanjutkan pada materi lain dan yang menjawab pertanyaan dari guru adalah
anak-anak yang masih memiliki kupon berbicaranya, sampai semua siswa bicara dan
aktif dikelas.
Pada penutupan, guru mengintruksikan pada
siswa untuk membaca materi selanjutnya di rumah. Serta memberikan Pekerjaan
Rumah (PR) berupa latihan soal mengenai persamaan linear 1 variabel.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Model pembelajaran time token adalah model pembelajaran kooperatif yang
menanamkan rasa tanggung jawab di setiap masing-masing siswa pada kelompoknya
dimana dalam model pembelajaran ini
dengan langkah-langkah seperti ini :
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi
Setiap siswa diberi kupon berbicara dengan
waktu lebih kurang 30 detik, setiap siswa di beri 3 buah kupon sesuai dengan
waktu dan keadaan.
Bila telah selesai berbicara, kupon yang di
pegang siswa diserahkan, setiap kali bicara satu kupon.
Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh
bicara lagi, sedangkan siswa yang masih pegang kupon harus bicara sampai
kuponnya habis.
Dan seterusnya
Menuntut siswa untuk belajar berbicara dan tidak
saling menggantungkan pada orang lain. Karena setiap siswanya punya hak untuk
bicara.
Lebih jelasnya model pembelajaran time token adalah
Salah satu pendekatan struktural
dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
meningkatkan perolehan hasil akademik
b. Saran
0 komentar:
Posting Komentar